To Be a Better Person for a Better Life

Rabu, 22 April 2015

Ibu Rumah Tangga

08.32 Posted by Unknown No comments
Pukul 11.00 seorang Guru mengadakan sesi motivasi di dalam kelasnya. Dia tahu bahwa sebagian besar murid mengalami demotivasi belajar, mereka lebih sedang menyanyi, bermain, tidur ketika disuruh belajar. Maka sang Guru mencoba membantu mereka untuk menemukan alasan mengapa mereka perlu belajar.

Dengan gaya seorang motivator Sang Guru menjelaskan betapa pentingnya seseorang memiliki Impian, murid-murid dibawa ke dalam sesi kontemplasi dengan membayangkan saat-saat ketika impian mereka tercapai. Sampailah pada sesi deklarasi. Satu persatu mereka ditanya tentang impiannya beserta alasannya

“saya ingin menjadi Polisi karena polisi itu keren dan berwibawa” jawab seorang anak


“saya ingin menjadi Dokter, karena bisa menolong banyak orang” jawab yang lain


“saya ingin menjadi Pegusaha karena kalau punya banyak uang bisa beli apapun”

“saya ingin menjadi Ustadz karena menjadi Ustad itu mulia”

“saya ingin menjadi wanita karir yang sukses karena saya ingin membuktikan bahwa wanita juga bisa sukses”

setiap seorang siswa mengucapkan impian dan alsannya, kelaspun menjadi heboh oleh suara tepukan tangan dan bunyi gebrakan meja oleh murid-murid bagian belakang. Tidak semua bisa mengutarakan impian dan alasannya, terutama murid-murid bagian belakang yang selama ini membuat gaduh kelas. Satu-persatu ditanya sampai hanya tersisa seorang siswi.

Sang Guru pun bertanya,”Anisa, apa Impian-mu dan sebutkan alasannya”

dengan pelan anisa menjawab, “saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga”

“APA!” teriak siswa bagian belakang

“saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga” jawab Anisa lebih keras

Seorang siswi yang bercita-cita menjadi wanita karir pun berkata, “hello… hari gini pengen jadi Ibu Rumah Tangga! Sadar woi! Sadar! Kita hidup di dunia modern! Sudah saatnya seorang wanita bekerja lalu sukses!”

“ kamu mau menjadi wanita karir atau menjadi apapun  itu adalah hakmu tapi ini adalah impianku” jawab Anisa

“sudah sudah sudah, semua diam dulu, kita dengarkan alasan Anisa” kata Sang Guru sambil menenangkan kelas

“saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga karena saya tidak memiliki Ibu seperti Ibu kalian yang bisa di rumah menemani kalian. Saya jarang mendapatkan pelukan Ibu. Pagi sampai malam Ibu saya bekerja. Bahkan sampai menutup mata pun Ibu saya sering belum pulang. Saya jarang menghabiskan waktu bersamanya, padahal saya ingin duduk berdua dengannya, tertawa bersamanya, curhat lalu menangis dipangkuannya. Saya rindu pelukan Ibu…” berkaca-kaca Anisa menjelaskan. Kelaspun diam menyimak.

“kalian lihat, ketika mengambil raport kenaikan kelas, Ibu saya tidak pernah hadir, karena SIBUK dengan pekerjaannya. Saya iri dengan kalian yang Ibunya masih sempat mengambil raport. saya iri dengan mereka yang masih bisa dimarahi oleh Ibunya. Saya iri dengan kalian yang Ibunya selalu ada”  lanjut Anisa dengan  pipih yang basa. Sang Guru matanya telah basa deluan.

“ maka, saya ingin menjadi Ibu Rumah Tangga! karena saya tidak ingin anakku nanti merasakan hal yang sama! Saya ingin selalu ada buat anak-anak ku nanti! Saya ingin anak-anak ku merasakan sepenuh cinta dari Ibu nya”

sambil memandang satu persatu teman sekelasnya, Anisa berkata, “ Teman-teman begitu beruntung, masih memiliki Ibu yang sempat mengambilkan raport, mengurusi ketika sakit, mengingatkan ketika sedang lupa, menegur ketika khilaf! Bahkan teman-teman sangat beruntung jika memiliki Ibu yang masih MARAH ketika melakukan kesalahan! Apalgi kepada yang saat ini Ibunya seorang Ibu Rumah Tangga, berterimakasihlah padanya karena sebenarnya beliau bisa memilih menjadi Dokter, jadi Polwan, jadi Wanita karir atau bekerja apapun di luar Namun beliau memilih meninggalkan kesempatan itu demi merawatmu, bersamamu, mengajarimu langsung, memasak untuk mu, pusing dengan nilai-nilaimu, stress dengan kelakuanmu, menyayangimu, menangis untukmu dan berdoa untukmu. Teman-teman sangat beruntung"

“ Alasan lain mengapa saya ingin menjadi seorang Ibu Rumah Tangga karena saya ingin menjadi seorang Ibu yang melahirkan seorang Polisi Hebat, Seorang Ibu yang melahirkan Pengusaha Hebat, Seorang Ibu yang melahirkan Doktor dan Profesor, seorang Ibu yang melahirkan Ilmuwan, saya ingin menjadi seorang Ibu seperti Siti Fatimah yang melahirkan Hasan dan Husein, saya ingin menjadi seorang Ibu yang melahirkan pemuda-pemuda Surga, saya ingin menjadi seorang Ibu yang melahirkan wanita-wanita surga, saya ingin menjadi yang ingin menjadi Ibu-Ibu hebat lainnya” 

setelah mengucapkan kalimat terakhir, Anisa pun terdiam dan tertunduk. Itulah kata-kata penutup darinya. Kelas hening beberapa lama sampai seorang bertepuk tangan dari arah kursi begian belakang. Tepukan tangannya diikuti oleh murid-murid lain. Tidak hanya itu, satu persatu mulai berdiri sambil bertepuk tangan. Sang Guru yang juga seorang wanita menghampiri Anisa, memeluknya, menciumnya dan mendoakannya.

Tepuk tangan berlangsung cukup lama, sampai ada seorang siswa dari belakang yang terkenal paling rebut berkata dengan nada tinggi “ Bu Guru! Bu Guru! Bu Guru! Sekarang saya punya Impian! Semuanya diam dulu”

Bu Guru pun menyuruh semua diam, lalu mempersilahkannya

“ setelah mendengar Anisa, sekarang saya memiliki sebuah impian “ katanya

“apa itu?” Tanya Bu Guru

“saya ingin menikah dengan Anisa”

Kelas menjadi gaduh kembali karena jawabannya. Ada yang berteriak “huuu” ada yang tertawa terutama murid-murid di belakang, mereka berteriak-tirak sambil menggebrak-gebrak meja!


Salam SuksesMulia
Dirman Hasan

0 komentar:

Posting Komentar